Selasa, 01 Oktober 2013

Dalam Satu Tema

. . . Ada banyak lembaran yang akan menjadikan kisah ......
Dan cahaya menurunkan jiwa disini.....Dan kaulah pembacanya...pelukisnya...penyairnya....
Penyair atas lembaran putih suci......Jadikan semua hanya sebagai ladang....Dan memanen hasil jerih payahmu.....Ditemani jejak jejak waktu....Waktu yang tiada hirau akan semua yang dibelakangnya.....Yang begitu angkuh akan semua yang dilewatinya.....Dan terus berjalan hanya untuk menghabiskan masanya......
.....Bersama pohon sebagai tempat persinggahannya dikala lelah....Dan daun daun yang mengisi jiwanya....Disini kau akan melihatnya....Bola api yang bercahaya....yang menjadi lenteramu saat membaca buku harianmu......Yang menyinari purnamamu sebagai curahan hatimu....menghangatkan malam malammu yang dingin akan nyanyian nyanyiannya......Mendengarkan nyanyian yang membuat hatimu pun bernyanyi.....
....Menghembuskan setiap liriknya....Merasakan setiap lirihnya....menjadikan engkau penyair kesepian....yang selalu menceritakan kisahnya dalam alunan indah di dalam kata kata indah...
......Bersama kehidupan yang penuh cerita dalam satu tema.....Mengalir seperti air yang menuju sungai abadinya............................................................................."

Senin, 23 September 2013

Apa katamu tentang dia (kehidupan) ?


Itu tidak akan sama meski jarum jam tetap berputar disatu lingkaran, karna dia hanya sebuah halaman yang menceritakan bahwa kita semakin tua.


Jangan membenci cinta, itu konsekuensi jika ingin menjadi manusia yang sempurna.


Jendela fajar membuka bingkainya...mengkiaskan sejenak tenang darinya...kesederhanaan menghirau jiwa...sungguh ku cinta padanya.


Pembelajaran berawal dari kesalahan menuju tangga kebenaran, berawal dari masa lalu sebagai kunci pintu yang akan datang.


Tidak selamanya logika ada di dunia.


Jangan terus berharap lebih kepada seseorang jika tidak ingin jatuh...lihatlah apakah di matanya ada wadah untuk air matamu nanti.


Kehidupan ini, tidak ada roda yang berjalan mundur, dan takkan ada yang tinggal bersama hari kemarin.


Di dunia ini, mereka lebih sering bermain api ketimbang merasakan merasakan sehembus angin.


Mimpi begitu dingin namun sangatlah tenang, mimpi begitulah nyata namun sangatlah semu, penuh misteri untuk mewujudkan mereka di dunia ini.


Apa salah mereka yang selalu tertawa mencoba untuk sedikit serius, mungkin tawa hanyalah sebuah cadar kehidupan mereka.


Lembaran daun berjatuhan di depanku, dari hijau menjadi coklat renta, begitu banyak ilmu diraganya, begitu banyak jasa di hidupnya.


Terfikirkan tuk menyerah, dan tersadarkan angin waktu, dari ia yang hidup di dalam kegelapan, melawan rintangan hanya dengan sebatang tongkat di tangannya.


Terkadang jalan hidup tak sejalan dengan pikiran kita, itulah dia penuh fikiran hanya untuk melewatinya.


Perhatikan awan-awan itu, apakah mereka selalu putih cerah, terkadang mereka menjadi gelap dan menangis.


Jiwa begitu mudah berbicara dengan hati, namun otak begitu sombong untuk mendengar kata hati, wajar jika mereka sering bilang keras kepala.


Berbicara untuk diri sendiri lebih baik, dekat dengan kemunafikan jika berbicara untuk orang lain.